Latar Belakang Apendisitis akut






Latar Belakang Apendisitis akut| Apendisitis akut merupakan salah satu penyakit yang paling sering ditemukan dari seluruh kasus abdomen akut. Dapat terjadi pada semua tingkat usia dan paling sering menyerang pada usia dekade kedua dan ketiga. Jarang dijumpai pada bayi, mungkin disebabkan oleh kemungkinan konfigurasi dari organ itu sendiri yang tidak memungkinkan untuk terjadinya obstruksi lumen (Artikelbedah, 2012).
Apendisitis akut merupakan salah satu penyebab dari akut abdomen dan beberapa indikasi untuk dilakukan operasi abdomen kegawatdaruratan. Insidens apendisitis akut di Indonesia menempati urutan tertinggi di antara kasus kegawatan abdomen. Apendisitis akut umumnya penyakit pada usia belasan dan awal 20-an dengan penurunan setelah usia 30 tahun. Mengetahui distribusi penderita apendisitis akut berdasarkan jenis kelamin, usia, manifestasi klinis, dan angka lekosit (Marissa, 2008).

INSIDEN
Insidens apendisitis akut saat ini adalah sekitar 100 per 100.000 orang-tahun di Eropa. Sedangkan tingkat Apendisitis masih menurun, kejadian Apendisitis sekarang hampir stabil. Selama 30 tahun terakhir kejadian apendisitis perforasi tidak berubah sekitar 20 per 100.000 orang-tahun (Nuzulul, 2002).
Di Amerika sekitar 7% penduduk menjalani apendektomi dengan insidens 1,1/ 1000 penduduk pertahun, sedangkan di Negara–Negara barat sekitar 16%. Di Afrika dan asia prevalensinya lebih rendah akan tetapi cenderung meningkat oleh karena pola dietnya yang mengikuti orang barat (Artikelbedah. 2012).  
Insiden apendisitis akut lebih tinggi pada negara maju daripada Negara berkembang, namun dalam tiga sampai empat dasawarsa terakhir menurun secara bermakna, yaitu 100 kasus tiap 100.000 populasi mejadi 52 tiap 100.000 populasi. Kejadian ini mungkin disebabkan perubahan pola makan, yaitu Negara  berkembang  berubah  menjadi  makanan  kurang serat. Menurut data epidemiologi apendisitis akut jarang terjadi pada balita, meningkat pada pubertas,  dan  mencapai  puncaknya  pada  saat  remaja dan awal 20-an    (Anita, T.  2008).
Di Indonesia sendiri apendisitis merupakan penyakit urutan ke empat terbanyak tahun 2006. Kelompok usia yang umumnya mengalami apendisitis yaitu pada usia antara 10 sampai 30 tahun. Satu orang dari 15 orang pernah menderita apendisitis dalam hidupnya. Insiden tertingginya terdapat pada laki-laki usia 10- 14 tahun dan wanita yang berusia 15-19 tahun. Laki-laki lebih banyak menderita apendisitis dari pada wanita pada usia pubertas dan pada usia 25 tahun (Eylin, 2009).
Berdasarkan data yang penulis peroleh dari Medikal Records Rumah Sakit Umum Daerah Cut Mutia Kabupaten Aceh Utara sejak juni 2010 sampai dengan Mei 2011 terdapat 69 (5,3%) pasien apendiksitis dari jumlah keseluruhan 1235, di bulan juni 2011 sampai dengan Mei 2012 terdapat 73 (5,43%) pasien apendisitis dari jumlah keseluruhan 1344 klien dari Rumah Sakit Umum Cut Mutia Kabupaten Aceh Utara. 

DAFTAR PUSTAKA
Nuzulul. (2002) Status laporan tentang epidemiologi apendisitis akut. http://www.asromedika.com.  Di akses tanggal 06 juli 2012.
Marissa. (2008). Karakteristik apendisitis akut. http://medicine.uii.ac.id/. Di akses tanggal 01 September 2012.
Eylin.2009. Karakteristik Apendisistis akut .http://www.medicastore.com. Di akses tanggal 10 juli 2012.
Artikel bedah (2012). Apendisitis Akut, Definisi, Insiden, Patogenesis, Diagnosis, Penatalaksanaan. http://ilmubedah.info/. Diakses tanggal 21 Juli 2012.








Latar
Belakang
Apendisitis akut| Apendisitis
akut merupakan salah satu penyakit yang paling sering ditemukan dari seluruh
kasus abdomen akut. Dapat terjadi pada semua tingkat usia dan paling sering
menyerang pada usia dekade kedua dan ketiga. Jarang dijumpai pada bayi, mungkin
disebabkan oleh kemungkinan konfigurasi dari organ itu sendiri yang tidak
memungkinkan untuk terjadinya obstruksi lumen (Artikelbedah, 2012).

Apendisitis
akut merupakan salah satu penyebab dari akut abdomen dan beberapa indikasi
untuk dilakukan operasi abdomen kegawatdaruratan. Insidens apendisitis akut di
Indonesia menempati urutan tertinggi di antara kasus kegawatan abdomen.
Apendisitis akut umumnya penyakit pada usia belasan dan awal 20-an dengan
penurunan setelah usia 30 tahun. Mengetahui distribusi penderita apendisitis
akut berdasarkan jenis kelamin, usia, manifestasi klinis, dan angka lekosit
(Marissa, 2008).

Insidens apendisitis akut saat ini adalah sekitar 100 per 100.000
orang-tahun di Eropa. Sedangkan tingkat
Apendisitis masih menurun, kejadian Apendisitis sekarang hampir stabil. Selama 30 tahun terakhir kejadian apendisitis
perforasi tidak berubah sekitar 20 per 100.000 orang-tahun (Nuzulul
, 2002).

Di
Amerika sekitar 7% penduduk menjalani apendektomi dengan insidens 1,1/ 1000
penduduk pertahun, sedangkan di Negara–Negara barat sekitar 16%. Di Afrika dan
asia prevalensinya lebih rendah akan tetapi cenderung meningkat oleh karena
pola dietnya yang mengikuti orang barat (Artikelbedah. 2012).

Insiden
apendisitis akut lebih tinggi pada negara maju daripada Negara berkembang,
namun dalam tiga sampai empat dasawarsa terakhir menurun secara bermakna, yaitu
100 kasus tiap 100.000 populasi mejadi 52 tiap 100.000 populasi. Kejadian ini
mungkin disebabkan perubahan pola makan, yaitu Negara berkembang berubah menjadi
makanan kurang serat. Menurut data epidemiologi apendisitis akut jarang
terjadi pada balita, meningkat pada pubertas, dan mencapai puncaknya pada saat
remaja dan awal 20-an (Anita, T. 2008).

Di Indonesia sendiri apendisitis merupakan penyakit urutan ke empat
terbanyak tahun 2006
. Kelompok usia yang umumnya mengalami apendisitis yaitu
pada usia antara 10 sampai 30 tahun. Satu orang dari 15 orang pernah menderita
apendisitis dalam hidupnya. Insiden tertingginya terdapat pada laki-laki usia
10- 14 tahun dan wanita yang berusia 15-19 tahun. Laki-laki lebih banyak
menderita apendisitis dari pada wanita pada usia pubertas dan pada usia 25
tahun
(Eylin, 2009).

Berdasarkan
data yang penulis peroleh dari Medikal Records Rumah Sakit Umum Daerah Cut
Mutia Kabupaten Aceh Utara sejak juni 2010 sampai dengan Mei 2011 terdapat 69
(5,3%) pasien apendiksitis dari jumlah keseluruhan 1235, di bulan juni 2011
sampai dengan Mei 2012 terdapat 73 (5,43%) pasien apendisitis dari jumlah
keseluruhan 1344 klien dari Rumah Sakit Umum Cut Mutia Kabupaten Aceh Utara.






Comments

Popular posts from this blog

LATAR BELAKANG BATU GINJAL (UROLITIASIS)

LATAR BELAKANG INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

4 Tips Mengatasi Gatal Pada Area Selangkangan