NURSINDO

Sumber Gambar : Akkes Acehutara.ac.id Pada era globalisasi sekarang  ini profesionalisme perawat sangat dibutuhkan di berbagai belahan dunia tidak terkecuali juga di negara maju seperti halnya jepang kalau untuk wilayah Asia. Sebagai mana yang kita ketahui Perawat yang profesional harus memiliki beberap kriteria yang pada dasarnya harus dimiliki oleh setiap Orang yang menggengam ijazah Perawat baik itu dilatar belakangi dengan ijazah D-III , S-1 bahkan S2 sekali pun. Dengan demikian pasien yang di rawat oleh tangan seorang perawat yang profesional mendapatakn pelayanan dengan kualitas terbaik dari seorang pemberi layanan Kesehatan. Adapun katergori perawat yang mempunyai kapasitas dan kualitas  di tuntut untuk memiliki beberapa kriteria di bawah ini : Milikilah pendidikan perawat yang sah. Yakinlah bahwa jenjang pendidikan yang tinggi bukan jaminan menjadi perawat profesional. Harus memiliki 3 kompetensi dasar, Â yaitu kompetensi yang diperoleh melalui pelatihan yang intens

Menjadi  seorang perawat merupakan profesi yang sangat diminati dan banyak menarik perhatian kaula muda dalam kurun waktu 15 tahun terakhir. Bagaimana tidak, hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya pendidikan tinggi baik D3 maupun S1 yang membuka jurusan keperawatan. Namun ada hal penting yang perlu diperhatikan memiliki gelar sebagai perawat mungkin dapat diperoleh semua orang tetapi menjadi perawat yang tulus, ikhlas dan profesional itu tidak mudah. Berikut 25 Tips penting untuk menjadi perawat yang baik: Selalu mengucapkan salam dan bacalah basmallah bila memulai sesuatu Selalu memperkenalkan diri pada pasien Waspadalah terhadap klien yang sangat memuji anda sebagai perawat khususnya pada pertemuan pertama Selalu memeriksa tubuh yang dikeluhkan pada pasien Belajar untuk melakukan evaluasi status mental yang menyeluruh Jangan biarkan stress mengganggu praktik anda Sentuhlah pasien setiap anda menemui mereka, terutama pada pasien lansia atau memberi obat anak Menjad

Bekerja di luar negeri khususnya bagi profesi perawat merupakan keinginan setiap perawat yang ada di tanah air, bagaimana tidak ? Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid mengatakan, gaji yang diterima Perawat asal Indonesia di Jepang mencapai Rp32 juta perbulannya . Namun, gaji sedemikian besar baru diperoleh jika mereka lulus Ujian Nasional Perawat di Negeri Sakura tersebut.  Hal itu disampaikan Nusron saat melepas 66 calon perawat dan 212 calon care giver yang akan akan berangkat ke Jepang. Nusron mengatakan "Kalau belum lulus Ujian Nasional, gaji pokoknya bervariasi antara Rp18 juta hingga Rp20 juta atau sekitar 150 ribu dan 200 ribu Yen. Sementara, kalau telah lulus Ujian Nasional, nominal tersebut bertambah Rp12 juta lagi sehingga menjadi Rp. 32.000.000. Deputi Penempatan BNP2TKI Agusdin Subiantoro mengatakan, tingginya permintaan Jepang terhadap perawat Indonesia memang belum bisa dipenuhi. Pasa

Anak-anak dari keluarga miskin lebih cenderung mengalami perubahan di konektivitas otak yang mengakibatkan memiliki resiko lebih tinggi akan depresi , dibandingkan dengan anak- anak yang bersal dari keluarga yang lebih makmur . Ini adalah kesimpulan dari penelitian ter baru oleh para peneliti dari Washington University School of Medicine di St Louis , Mo . Studi pertama dari penulis Deanna M. Barch, PhD, Ketua dari Departemen Ilmu psikologis & otak dalam seni & sains , dan juga rekan-rekan yang menerbitkan penelitian mereka di American Journal of Psychiatry. Studi yang didasarkan dari penelitian sebelumnya yaitu dari tim peneliti yang telah diterbitkan pada tahun yang lalu, yang menemukan bahwa anak-anak yang dibesarkan dalam garis kemiskinan telah mengurangi volume materi abu-abu dan putih pada otaknya , dibandingkan dengan mereka yang dibesarkan dalam keluarga yang kaya. Selain itu, mereka

Penduduk suatu negara dikatakan berkualitas tinggi apabila tingkat kesehatannya juga tinggi. Sebaliknya, apabila tingkat kesehatannya rendah, kualitas penduduknya juga dinilai rendah. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa tingkat kesehatan penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Rendahnya tingkat kesehatan penduduk ini, antara lain dipengaruhi oleh faktor makanan, lingkungan, fasilitas kesehatan, dan ketersediaan tenaga medis (perawatan dan dokter). Tingkat kesehatan penduduk suatu negara dapat dinilai dari tinggi rendahnya angka kematian kasar, angka kematian bayi, dan umur harapan hidup. Tingkat kesehatan penduduk dikatakan tinggi apabila angka kematian kasar dan angka kematian bayinya rendah, tetapi umur harapan hidupnya tinggi. Sebaliknya, suatu negara dikatakan tingkat kesehatannya rendah apabila negara tersebut mempunyai angka kematian kasar dan angka kematian bayi tinggi serta umur harapan hidupnya rendah. Angka kematian kasar adalah jumlah kematian tiap 1.000 pendud